Dalam dunia game mobile yang penuh persaingan, terkadang batas antara inspirasi dan plagiarisme menjadi kabur. Baru-baru ini, sebuah game yang menarik perhatian adalah Winning Derby, yang memiliki kemiripan mencolok dengan Uma Musume Pretty Derby, sebuah game populer dari Jepang. Winning Derby, yang dikembangkan oleh ML Interactive, telah menimbulkan kontroversi karena diduga kuat melakukan plagiarisme terhadap Uma Musume.
Kasus Hukum yang Menjerat Winning Derby
Dilansir dari Yahoo Hong Kong, Winning Derby menghadapi masalah hukum serius. Game ini, yang telah menerima subsidi dari Pemerintah Hong Kong, diduga telah menyalin berbagai elemen dari Uma Musume, mulai dari gameplay hingga menu UI. Lebih lanjut, Winning Derby juga disorot karena penggunaan gambar berkualitas AI-generated yang menambah kesan negatif di mata para gamer.
Dampak Finansial atas Dugaan Plagiarisme
Pemerintah Hong Kong, yang telah mendukung pengembangan Winning Derby melalui dana subsidi, kini menghadapi dilema. Jika terbukti melanggar ketentuan program pengembangan game, ML Interactive mungkin harus mengembalikan dana subsidi yang diterima, berkisar antara HKD$450,000 hingga HKD$550,000, atau sekitar Rp 925,8 Juta hingga Rp 1,13 Miliar.
Penggemar dan Pengamat Game Bersuara
Kontroversi ini telah memicu diskusi hangat di komunitas game, dengan banyak penggemar dan pengamat yang mengecam tindakan ML Interactive. Di Reddit, misalnya, banyak komentar yang menyoroti masalah ini dan mengkritik keras tindakan yang dianggap merugikan industri game.
Investigasi Pemerintah Hong Kong
Pelajaran dari Kasus Winning Derby
Kasus Winning Derby mengajarkan pentingnya integritas dan keaslian dalam industri kreatif. Meskipun inspirasi bisa datang dari mana saja, ada garis yang tidak boleh dilanggar. Kini, semua mata tertuju pada hasil investigasi Pemerintah Hong Kong dan langkah apa yang akan diambil selanjutnya.


