Microsoft dan Buruh Industri Game Capai Kesepakatan Sementara Terkait Hubungan Kerja
Setelah melewati proses negosiasi yang cukup menegangkan, Serikat Pekerja Komunikasi Amerika (Communications Workers of America/CWA), yang mewakili para penguji mutu (QA testers) di ZeniMax, akhirnya mencapai kesepakatan awal dengan Microsoft terkait kontrak kerja. Jika kesepakatan ini disahkan, kontrak tersebut bisa menjadi salah satu yang pertama diterapkan di antara penerbit game besar dalam kategori AAA.
Langkah ini menjadi titik balik penting setelah bulan lalu serikat pekerja memberikan suara untuk mengesahkan aksi mogok sebagai bentuk tekanan terhadap proses negosiasi yang berjalan alot. Namun dengan tercapainya kesepakatan awal ini, potensi aksi mogok berhasil dihindari.
Dalam keterangan resminya, CWA menyebut bahwa kontrak yang disepakati akan membawa peningkatan signifikan dalam perlindungan hak-hak karyawan, termasuk kenaikan gaji secara menyeluruh untuk semua QA tester.
Lebih dari sekadar kenaikan upah, perjanjian ini juga mencakup kebijakan baru terkait penggunaan teknologi kecerdasan buatan (AI), pembatasan terhadap pemutusan hubungan kerja secara sepihak, serta mekanisme yang menjamin para penguji QA mendapatkan pengakuan layak atas kontribusi mereka dalam proses pengembangan gim.
Gerakan Serikat Pekerja QA: Semakin Menguat di Tengah Industri yang Berkembang Pesat
Posisi penguji mutu (QA) memang telah lama menjadi titik panas dalam upaya serikat pekerja di industri game. Tak sedikit upaya pembentukan serikat yang menghadapi tekanan bahkan pembubaran secara sistematis.
Namun di ZeniMax, perjuangan itu berhasil mencapai titik terang. Serikat pekerja QA di perusahaan ini mewakili sekitar 300 karyawan dan telah berjuang selama bertahun-tahun untuk mencapai kesepakatan kontrak kerja yang adil.
Jessee Leese, salah satu penguji QA sekaligus perwakilan serikat pekerja di ZeniMax, menyoroti ketimpangan dalam industri game yang telah lama mendominasi sektor hiburan global. “Video game telah menjadi raksasa pendapatan dalam industri hiburan selama bertahun-tahun, namun para pekerja yang membangunnya sering kali dieksploitasi karena semangat dan kreativitas mereka. Membentuk serikat, merundingkan kontrak, dan bersuara dalam satu kesatuan telah memberi kami kembali otonomi yang seharusnya kami miliki,” ujar Leese.
Perjuangan ini menemukan momentumnya di awal 2023, ketika para karyawan ZeniMax membentuk ZeniMax Workers United-CWA—koalisi unit CWA yang beroperasi di dalam perusahaan. Pembentukan ini dimungkinkan berkat kesepakatan netralitas Microsoft terhadap aktivitas serikat pekerja, sebuah langkah yang cukup progresif untuk ukuran korporasi teknologi raksasa.
Sejak saat itu, proses serikatisasi di bawah naungan Microsoft semakin berkembang. Contohnya, pada Mei lalu, tim pengembang Overwatch 2 dari Blizzard secara resmi mengumumkan bahwa mereka telah berserikat sepenuhnya. Kini, tercatat lebih dari 2.000 karyawan Microsoft telah tergabung dalam serikat pekerja—angka yang mencerminkan perubahan signifikan dalam lanskap ketenagakerjaan sektor teknologi dan hiburan.
Menuju Pengesahan: Kontrak Masih Harus Melewati Proses Internal
Meski kesepakatan awal ini menjadi langkah besar, implementasinya belum sepenuhnya final. Masih ada beberapa tahap penting yang harus dilalui sebelum kontrak benar-benar berlaku. Setelah kesepakatan awal dicapai antara pihak serikat dan Microsoft, kini giliran anggota serikat pekerja yang harus memahami isi perjanjian tersebut secara menyeluruh.
Dalam waktu dekat, serikat akan menggelar sejumlah sesi penjelasan untuk para anggotanya. Sesi ini dirancang agar para pekerja dapat mempelajari rincian kontrak—mulai dari hak-hak yang dijamin hingga perubahan kebijakan yang akan diberlakukan. Setelah itu, dijadwalkan pada akhir Juni, CWA akan menggelar pemungutan suara untuk menentukan apakah kontrak tersebut akan diratifikasi oleh mayoritas anggotanya.